Beritaplus62.com, JAKARTA - Demo terkait penolakan peningkatan PPN sebesar 12 persen di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (27/12/2024) terpaksa dibubarkan polisi lantaran ricuh.
Satu orang anggota kepolisian menjadi korban luka di kepala akhir keributan itu,.
Saat ini polisi bersangkutan masih dikerjakan penanganan medis.
"Satu personel kami atas nama Brigadir Heri Sabhara (Polres Metro) Jakarta Pusat ketika ini sedang dikerjakan oleh medis alasannya adalah terluka akhir lemparan di bagian kepala," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan di lokasi, Jumat malam.
Susatyo mengatakan saat itu ada dua kelompok massa yang menggelar aksi demo.
Namun hingga waktu yang telah diputuskan, satu kelompok massa belum mau membubarkan diri.
"Namun demikian imbauan-imbauan kami justru dari pihak massa satu kelompok membubarkan diri dan satu kalangan lagi justru melakukan perlawanan terhadap perintah dari pada petugas, memperabukan ban, kemudian melakukan pelemparan terhadap petugas," ucapnya.
Karena hal itu, Susatyo menyebut perundingan yang dilaksanakan pihaknya tidak diindahkan sampai terjadi keributan.
Namun hasilnya massa aksi sukses dipukul mundur sampai karenanya mereka membubarkan diri.
"Peringatan pertama kemudian perayaan kedua sampai pada pukul 19.30 WIB kami melakukan pendorongan secara soft, kami tidak menggunakan gas air mata, kami menggunakan water cannon itu pun water cannon yang bukan menembak secara eksklusif tapi memakai metode embun, siraman," jelasnya.
"Dan kami juga akan melayani apabila mereka besok akan tiba kembali untuk menyampaikan aspirasi," sambungnya.
Demo BEM SI
Sebelumnya, polisi membubarkan massa agresi unjuk rasa yang tergabung Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menolak kenaikan PPN 12 persen di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2024).
Massa aksi dibubarkan alasannya sudah melalui deadline aturan penyampaian pendapat hingga pukul 18.00 WIB.
Pantauan Tribunnews.com, massa aksi sempat ricuh dengan melaksanakan pelemparan benda-benda hingga mengkremasi ban.
Saat itu, massa aksi sempat memanas alasannya adalah mereka diminta pihak kepolisian untuk membubarkan diri secara tertib.
Namun hal itu tak ditanggapi baik oleh para massa agresi unjuk rasa.
Setelahnya, polisi menyiagakan mobil Water Cannon untuk membubarkan akseptor aksi. Saat itu, massa mulai melempar botol hingga kayu ke arah polisi.
Hingga risikonya sekira pukul 19.15 WIB, pihak kepolisian terpaksa membubarkan massa dengan menyemprotkan water cannon ke arah massa.
"Kami sudah menawarkan toleransi waktu dan perayaan, supaya kalian membubarkan diri secara tertib," kata polisi memakai kendaraan beroda empat pengeras suara.
Selanjutnya, massa kesudahannya bisa dipukul mundur ke arah Jalan Medan Merdeka Selatan.